Pdp. Stephen Nelwan
Filipi 1 : 12-24
Kesaksian Paulus dalam Penjara
1:12.
Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi
atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, 1:13 sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain,
bahwa aku dipenjarakan karena Kristus. 1:14
Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena
pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan
tidak takut. 1:15 Ada orang yang
memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang
memberitakan-Nya dengan maksud baik.
1:16 Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa
aku ada di sini untuk membela Injil, 1:17
tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak
ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. 1:18 Tetapi tidak mengapa, sebab
bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan
jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita, 1:19 karena aku tahu, bahwa kesudahan
semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus. 1:20 Sebab yang sangat kurindukan dan
kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan
seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di
dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. 1:21. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah
keuntungan. 1:22 Tetapi jika aku
harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana
yang harus kupilih, aku tidak tahu. 1:23
Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan
Kristus--itu memang jauh lebih baik; 1:24
tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.
Kita dalam masa-masa remaja dan
kaum muda kini, prinsip hidup itu adalah yang mewarnai kehidupan kita. Kalau
begitu prinsip hidup apa yang mewarnai kehidupan kita? Mari kita belajar dari
Rasul Paulus.
Prinsip dalam KBBI artinya adalah
dasar, jadi hal apa yang mendasari
perilaku kita. Supaya bila ada prinsip hidup kita yang salah, kita bisa
perbaiki, dengan melihat dan belajar dari prinsip hidup Paulus.
1. Hidup Adalah Kesempatan (Ayat 12)
Kita bisa melayani itu adalah suatu kesempatan, kesempatan
untuk bertobat itu adalah kesempatan, kita masih bisa hidup didunia ini itu
juga adalah kesempatan. Rasul Paulus dalam penderitaannya justru di katakan,
ini adalah kemajuan Injil (ay.12). kegagalan
adalah keberhasilan yang tertunda, maka masih ada kesempatan, kecuali kalau
kita sudah mati. Terkadang kesempatan kita lewatkan karena keegoisan kita. “Orang yang berhasil adalah orang yang bisa
mengambil keputusan”, karena banyak orang tidak bisa mengambil keputusan.
2. Hidup Adalah Kristus dan Mati adalah
Keuntungan (Ayat 21)
Sudahkah kita siap mati ? orang banyak bertanya, kapan
masuk sekolah? Kapan kuliah ? kapan punya pacar? Kapan menikah? Kapan punya
anak? Tetapi tidak ada yang pernah bertanya “kapan kamu meninggal?” karena
sebenarnya Kematian adalah hal yang paling menakutkan bagi sebagian orang.
Kenapa rasul paulus berkata begitu, karena Paulus tahu bahwa dia punya dasar yang kuat, bahwa Kristus adalah
Tuhan dan Raja. Lalu, kenapa kita sebagai manusia takut kepada kematian? Itu
karena banyak dari kita tidak tahu arah atau tujuan yang tepat setelah kematian
itu. Tapi kalau kita Tahu kunci bahwa Kristus adalah Jalan kebenaran dan Hidup,
kita tidak akan tersesat saat kita mati nanti.
3. Hidup Adalah Tanggung Jawab (Ayat 22)
Dalam hidup kita kita mempunyai tanggung jawab, ada
banyak anak remaja sekarang tidak memiliki tanggung jawab yang benar, karena
orang tua mereka tidak pernah mengajarkannya di rumah. Paulus berkata, “ …aku
harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.”(ayat 22) Paulus berfikir, jika kita hidup didunia, kita
memliki tanggung jawab untuk memberi buah, menghasilkan sesuatu yang bisa kita
lalukan.
4. Hidup Adalah Pilihan (Ayat 23-24)
Paulus memilih yang terbaik, dia di desak, karena
ingin pergi bersama Kristus, tapi dia memilih untuk diam sejenak. Artinya
adanya keputusan dan harus ada pilihan. kita
harus memilih yang terbaik. Ketika kita memutuskan untuk melayani, memberi
jiwa-jiwa kepada Tuhan, daripada diam saja dan tidak melayani, kita harus tetap
memilih.