Social Icons

Thursday, August 1, 2013

[Sermon : 21-07-2103] Yesus Angkat Topi

Pdp. Stephen Nelwan


Kisah Para Rasul 7 : 54-60
Stefanus dibunuh -- Saulus hadir

7:54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati   mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. 7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus,  menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri   di sebelah kanan Allah.  7:56 Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka   dan Anak Manusia   berdiri di sebelah kanan Allah." 7:57 Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. 7:58 Mereka menyeret dia ke luar kota,   lalu melemparinya.   Dan saksi-saksi  meletakkan jubah   mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.   7:59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku. " 7:60 Sambil berlutut   ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!  " Dan dengan perkataan itu meninggallah ia. 

     
        Dalam kehidupannya, setiap manusia pasti ingin diakui. Tanpa pengakuan, akan muncul rasa tertolak dalam diri orang tersebut. Istilah 'Yesus angkat topi' mungkin terdengar asing. Bagaimana mungkin Yesus angkat topi? Apakah Dia memakai topi? Tentu saja 'angkat topi' yang dimaksud di sini bukanlah secara fisik, melainkan sebuah simbol rasa hormat, salut, kagum, atau pengakuan/penghormatan.

        Stefanus adalah satu dari 7 orang terpilih yang dipanggil untuk melayani orang - orang miskin. Mungkin kita tidak pernah mendengan kisah enam orang lainnya dari teman - teman Stefanus yang saat itu ikut terpilih, tetapi poin penting di sini adalah Stefanus telah mencatatkan namanya dalam sejarah karena ia berdampak. He is History Maker. Dalam Kisah Para Rasul 7: 54-60,kita dapat melihat betapa teguhnya Stefanus dalam mempertahankan imannya, hingga Yesus pun kagum kepada Stefanus (ay. 55 :"... Yesus berdiri   di sebelah kanan Allah."). Betapa kagumnya Yesus, sehingga Ia yang biasa kita dengar 'duduk di sebelah kanan Allah' saat itu menjadi 'berdiri di sebelah kanan Allah'. Wow, standing ovation from Jesus to Him.

     Waktu yang Tuhan berikan atas kita memang tidak ada yang tahu. Kehidupan ini hanya sementara dan semua tergantung kita dalam mengisinya. Milikilah kerinduan agar Yesus berkenan pada setiap waktu dalam kehidupan kita. Pertanyaannya sekarang, apa yang telah kita berikan kepada Tuhan Yesus? Apa yang dapat kita perbuat agar Tuhan Yesus bisa angkat topi juga kepada kita sama seperti saat Dia mengangkat topi kepada Stefanus?

     Ada 4 poin penting yang bisa kita teladani dari Stefanus :
1. Dia rela menderita akan kebenaran
    Saat imannya dipertanyakan, Stefanus tetap berdiri teguh. Dia tetap tidak takut         menghadapi cacian orang banyak dan lemparan - lemparan batu.
    Di televisi telah kita saksikan banyak orang - orang yang rela meninggalkan imannya demi kenyamanan - kenyamanan duniawi. Mereka tidak berani menderita untuk mengakui Yesus. Sungguh menyedihkan  dan miris sekali melihat mereka melepaskan keselamatan dan kasih karunia yang sudah Tuhan berikan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita berani mempertahankan iman kita dalam apapun yang terjadi? Penderitaan apapun, tetaplah berharap pada  Tuhan.
2. Dia tetap berdoa
   (ay. 59a : "Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa...")
     Yesus angkat topi kepada orang - orang yang suka berdoa dan menjaga hubungan pribadi dengan-Nya. Banyak orang Kristen yang baru datang berdoa saat sedang dapat masalah saja. Padahal, segala sesuatu dapat diselesaikan dalam kesatuan doa. Bagaimana dengan kita? Apakah ada kehidupan doa dalam kita?
3. Dia hidup dalam pengampunan
    (ay. 60a : "Sambil berlutut   ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!  "...)
    Di dalam kesesakkan dan penderitaannya, Stefanus tetap bisa mengasihi orang yang menyiksa dan melemparinya dengan batu. Memaafkan memang sulit dilakukan. Sulit bukan berarti tidak bisa, percayalah, kita bisa melakukannya karena kasih Allah akan memampukan kita asalkan kita sungguh - sungguh memiliki keinginan untuk mengampuni. Seperti Yesus yang telah mengampuni segala dosa kita tanpa syarat, bisakah kita juga mengampuni setiap orang yang telah melukai hati kita?
4. Dia setia sampai akhir
    (ay. 60c: "...Dan dengan perkataan itu meninggallah ia. ")
    Stefanus berjuang sampai akhir dan Allah mendapati ia tetap setia. Hingga akhir hidupnya, Stefanus tetap mempertahankan imannya. Bagaimana dengan kita? Apakah himpitan- himpitan masalah membuat kita semakin kuat? Ataukah sebaliknya, kita menjadi berbalik meninggalkan Tuhan? Akankah kita tetap setia sampai kedatangan-Nya nanti?

    Waktu kehidupan ini singkat karena itu kejarlah perkenanan dari-Nya. Biarlah pada akhirnya nanti Tuhan Yesus datang dan berkata kepada setiap kita
"Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia... Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu." (Matius 25 : 21)
 Tetap setia dan berjuanglah sampai akhir. Tuhan Yesus memberkati..
(Publish by: Clarania)

No comments:

Post a Comment

 
Blogger Templates